(Rumah Cak Basar) Medokan Semampir, Surabaya, Indonesia


Lihat Basar Ismail home stay di peta yang lebih besar

Minggu, 13 Juni 2010

WUKU DAN KELAHIRAN


Perhitungan hari dengan siklusmingguan dari 30:
Wukuadalah nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 30 pekan(1 Minggu). Satu pekan atau minggu terdiri dari tujuh hari sehingga satu siklus wuku(30 wuku) terdiri dari 210 hari. Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) terutama digunakan di Bali dan Jawa.
Ide dasar perhitungan menurut wuku ini adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara(5 hari/pasaran) dan saptawara (7 hari/pekan) menjadi satu.
Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti. Misalkan hari Sabtu-Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.
Tiap-tiap wuku mempunyai watak sendiri-sendiri. Watak wuku dapat dipergunakan untuk mengetahui dasar watak bayi lahir :









1.Sinta.
Dewanya sangyang Yamadipati = wataknya seperti raja dan pendita, banyak kemauan, keras, cepat bahagia, bakat kaya harta benda.
Memanggul tunggul. = mudah mendapatkan kesenangan hidup.
Kaki belakang direndam dalam air. = perintahnya panas didepan dingin belakang.
Pohonnya. : Kendayakan = jadi pelindung orang susah, dan orang minggat.
Burungnya. : Gagak = mengerti petunjuk gaib.
Gedungnya didepan. = memperlihatkan simbul kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayanya. : Berada di pertengahan umur.
Tangkalnya. : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau seharga 21 keteng dimasak pindang, membelinya tidak menawar.
Selawatnya. 4 keteng.
Doanya. : Tolak bilahi.
Candranya. : Endra = gemar bertapa brata, angkuh, suka kepada kepanditan.
Ketika kala wuku berada ditimu laut, selama 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala..





2.Landep
Dewanya sangyang Mahadewa = bagus rupanya, terang hatinya, gemar bersemadi.
Kakinya direndam dalam air = perintahnya keras didepan dingin dibelakang, kasih sayang.
Pohonnya. : Kendajakan = jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan orang minggat.
Burungnya. : Atatkembang = jadi kesukaan para agung, jika menghambakan diri jadi kesayangan.
Gedungnya didepan. = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayannya. : korobohan pohon.
.Tangkalnya. : Selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus. Lauknya daging rusa dicacah lalu dibakar.
Selawatnya. 4 keteng.
Doanya. : Kabul.
Candranya. : Surating raditya = tajam ingatannya, dapat mengerjakan segala pekerjaan, dapat menggrirangkan hati orang lain.






 
3. Wukir.
Dewanyasangyang Mahayekti = besar hatinya, menghendaki lebih dari sesama.  
Tunggalnya : didepan = akhirnya hidup senang.
Menghadapi air di jembung besar. = baik budi pekertinya.
Pohonnya. : Nagasari = bagus rupaya, sopan-santun, jika bekerja dicintai oleh majikannya.
Burungnya. : Manyar = tak mau kalah dengan sesama, dapat mengerjakan segala pekerjaan.
Gedungnya didepan. = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayanya. : dianiaya.
Penangkalnya. : selamatan nasi uli, beras sepritah dikukus, daging ayam ayam putih dimasak pakai santan dan sayur lima macam. Selawatnya 4 keteng.
Doanya. rajukna.
Candranya. : Gunung artinya jika didekati sulit dan berbahaya jika dilihat dari jauh menyedapkan pemandangan.
Ketika kolo wuku berada ditenggara, dalam 7 hari tidak boleh mendatangi tempat kolo..





 
4. Kurantil.
Dewanya sangyang Langsur = pemarah. Memanggul tunggal = akhirnya mendapat kesenangan hidup.
Air dalam jimbung besar disebelah kiri. = serong hatinya.
Pohonnya. : Ingas = tak dapat untuk berlindung, karena panas.
Burungnya. : Salinditan = tangkas.
Gedungnya terbalik didepan = murah hati.
Bahayanya : jatuh memanjat.
Penangkalnya : selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam lereng dipecal.
Selawatnya 7 keteng.
Doanya : rajukna dan pina.
Candranya : Woh-wohan = tak tentu rejekinya.
Ketika kolo wuku berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan tak boleh menggali tanah.






5. Tolu.
Dapat menyenangkan hati orang lain, kalau marah berbahaya, tak dapat dicegah, Tunggulnya : dibelakang = kebahagiannya terdapat dibelakang hari.
Pohonnya : Wijayamulya = sangat indah rupanya, tajam roman mukanya, tinggi adat-istiadatnya, teliti, suka pada kesunyian, selamat hatinya.
Burungnya : Branjangan = riang tangan, cepat bekerjanya. Gedungnya didepan = suka memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayanya = ditanduk atau disiung.
Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam dimasak dengan santan. Selawatnya 3 keteng.
Doanya : Kabul.
Candranya : Wangkawa = angkuh, tidak tetap, suka bohong.
Ketika kolo wuku berada dibarat-laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.






6. Gumbreg.
Dewanya sangyang cakra = keras budinya, segala yang dikehendakinya segera tercapai, tak mau dicegah, pengasih.
Kaki sebelah yang didepan direndam dalam air = perintahnya dingin didepan, panas dibelakang.
Pohonnya : beringin = jadi pelindung keluarganya, budinya tinggi.
Burungnya : ayam hutan = liar, dicintai oleh para agung, suka tinggal ditempat sunyi.
Gedungnya dikirikan = penyayang, jika marah taka sayang kepada harta bendanya.
Bahayanya : tenggelam atau kejatuhan dalam.
Tangkalnya : selametan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam berumbun yang masih muda dan daun-daun 9 macam.
Selawatnya 4 keteng.
Doanya : Rajukna.
Candranya : Geter nekger ing wijati = hening pikirannya, perkataannya nyata redhoan.
Ketika “kala wuku” berada di Selatan menghadap utara, dalam 7 hari tidak boleh memandang wajah kala.






7. Warigalit,
Dewanya sangyang asmara = bagus rupanya,senang asmara, cemburuan, hatinya mudah tersentuh,
Pohonnya : sulastri = bagus rupanya, banyak yang cinta.
Burungnya : kepodong – cemburuan, tak suka berkumpul dengan orang banyak.
Bahayanya : tersangkut suatu perkara.
Tangkalnya : selametan nasi urap beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau ranjapan (pembelian bersama-sama), dimasak getjok. Selawatnya 8 keteng.
Doanya : tolak bilahi.
Candranya : kaju kemladean ngajak sempal = dimana-mana dapat tumbuh. Ketika “kala wuku” berada diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala






8. Warigagung,
Dewanya sanghyang mahajekti = berat tanggungannya, berkeinginan.
Tunggulnya : dibelakang – rejekinya dibelakang hari.
Pohonnya : cemara = rame bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati.
Burungnya : betet = keras kemauannya, pandai mencari kehidupan.
Gedungnya dua buah dibelakang dan didepan = ichlasnya hanya setengah.
Bahayanya : dimarahi temannya.
Penangkalnya : selamatan nasi uduk bers sepitrah dikukus, lauknya daging bebek dimasak gurih dan daun-daunan 5 macam. Selawatnya 5 keteng.
Doanya : rasul.
Candranya : Ketug lindu = menepati perkataannya, jika marah menakutkan, tidak mau menerima takdir.
Ketika “kala wuku” berada di utara menghadap ke selatan, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala.






9. Julungwangi,
Dewanya sanghyang sambu = tinggi perasaannya, tidak boleh disamai.
Mengahadap air dijembung = pradah ikhlasan, akan tetapi harus diperlihatkan harum = dicintai oleh orang banyak.
Burungnya kutilang = banyak bicara dan perkataannya dipercayai orang, dicintai para pembesar.
Bahayanya : diterkam harimau.
Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam brumbun dan uang suwang (+/- 81 ½ sen).
Selawatnya : kucing. Doanya Tolak bilahi.
Candranya : kasturi arum angambar = segala kehendaknya belum terjadi telah tersiar banyak yang cinta.






10 Sungsang,
Dewanya sanghyang gana = pemaranh, gelap hati.
Air dijebung didepannya +/- pradah, ikhlasan, harus diperlihatkan pemberiannya, banyak rejekinya.
Pohonnya : tanganan = tak suka menganggur, keras budinya, suka kepada kepunyaan orang lain.
Burungnya : nori = pemboros, jauh kebahagiaannya, murka.
Gedungnya terbalik dibelakang = ikhlasan dengan tidak pakai perhitungan.
Bahayanya : kena besi. Tangkalnya : selamatan nasi megana dan tumpeng betas 2 pitrah, daun-daunan 9 macam dicampur dalam tumpeng.
Selawatnya 10 keteng.
Doanya : Kabul.
Candranya : sekar wora-wari bang = besar amarahnya, tetapi mudah dicegah.
Ketika “kala wuku” berada di timur dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala.






11. Galungan,
Dewanya sangyang Komajaya = teguh hatinya, dapat melegakan hati orang susah, cinta pada perbuatan baik, jauh kepada perbuatan jahat.
Memangku air dalam bokor =suka bersedekah, pengasih, namun sedikit rejekinya.
Pohonnya : Tanganan = ringan tangan, keras budinya, gampang suka pada kepunyaan orang lain.
Burungnya : Bido = besar nafsunya, murka.
Bahayanya : berselisih.
Penangkalnya : selamatan nasi beras sepitrah dikukus, lauknya daging kambing.
Doanya : Selamat pina.
Candranya : peksi wonten ing luhur = jika mencari hasil dengan menundukkan kepala, sebab gora-goda.
Ketika kolo wuku berada di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.






12.Kuningan,
Dewanya sangyang Indra = melebihi sesama, tinggi derajatnya.
Pohonnya : Wijayakusuma = rupanya sangat indah, sangat puaka, tinggi budinya dan teliti, menghindari keramaian, selamat hatinya.
Burungnya : Urang-urangan = cepat bekerjanya, lekas marah, pemalu.
Gedungnya dibelakang, jendelanya tertutup = hemat.
Bahayanya = diamuk..
Penangkalnya : selamatan nasi punar beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau membelinya beramai-ramai, digoreng. Selawatnya 11 keteng.
Doanya : Kabul. Candranya : Garojogan = rame bicaranya, banyak bohong.
Ketika kolo wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.






13. Langkir,
Dewanya sangyang Kala
menggigit bahunya sendiri = besar nafsunya, tidak sayang kepada badannya sendiri, yang melihat takut, buruk adat-istiadatnya, tidak mau menurut, murka, banyak larangan.
Pohonnya : Ingas dan cemara tumbang = panas hati, tak boleh didekati orang,
Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah dikukus, lauknyadaging kambing dan ikan dimasak pakai santan, sayuran secukupnya.
Selawatnya 5 keteng.
Doanya : Slametpina. Candranya : Redi gumaludug = bicaranya menakutkan, tetapi tidak mengapa.
Ketika kolo wuku berada di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala. 






14. Mandasiya,
Dewanya sangyang Brama, kuat budinya, pemaran, tak mau memberi ampun, jika marah tak dapat dicegah, tegaan.
Pohonnya : Asam = kuat dan dicintai orang banyak, jadi pelindung sengsara.
Burungnya : Platukbawang = kuat budinya, cepat pekerjaannya, tidak sabaran.
Gedungnya terguling didepan = hemat dan banyak rejekinya. Bahayanya : Kena api dan dijahili orang.
Penangkalnya : selamatan nasi merah beras sepitrah dikukus, sayur bayam merah, daging ayam merah dipindang dan bunga setaman yang merah.
Selawatnya uang baru 40 keteng.
Doanya : Slamat.
Candranya : Watu item munggeng papreman lan wreksa gung lebet tancepnya = sabar, tetapi jika marah kejam.
Ketika kolo wuku berada diatas, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.


 



15. Djulungpujut,
Dewanya sangyang guretno, = suka kepada keramaian, tersiar baik, mempunyai kedudukan yang lumayan.
Menghendaki bukit = besar kemaunnya, tak suka diatasi, menghendaki memerintah. Pohonnya : Rembuknya = indah warnanya, tidak berbau, dimana-mana jadi kunjungan orang.
Burung : Prijohan = besar kemauannya, halus budinya.
Bahayanya : diteluh
Penangkalnya : selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus, daging ayam merah dipanggang, daun- daunan 9 macam.
Selawatnya 30 keteng.
Doanya : Balasrewu dan Kunut.
Candranya : Palwa ing samodra = kesana-kemari mencari nafkah, rejekinya tidak kurang.
Ketika kolo wuku, berada di utara dan selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala. 






16. Pahang,
Dewanya sangyang tantra = perkataannya melebihi sesama, tidak sabaran menepati janji.
Jembungnya disebelah kiri dibelakangnya = suka jalan serong.
Memanggul senjata tajam = waspada, kasar perkataannya, panas hati, suka bertikai.
Pohonya : Kendayaan = jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan orang minggat.
Burung : Cocak = gelatak bicaranya. Gedung telentang = boros.
Bahayanya : dianiaya.
Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah, lauknya daging ayam dimasak sansan, daun-daunan 11 macem. Selawatnya 9 keteng.
Doanya : Rasul.
Candranya : Pulo katinggal saking tebih = tersiar semua tingkah lakunya, lahirnya suci, batinnya kotor, angkuh, selalu susah.
Ketika kolo wuku berada di Barat-Laut dalam 7 hari tak boleh mengunjungi tempat kala. 






17. Kuruwelut,
Dewanya sanhyang wisnu : tajam ciptanya, tinggi dan selamat budinya, melebihi sesama dewa.
Memanggul : cakra = tajam hatinya, berhati-hati.
Pohonnya : parijata = jadi pelindung dan besar kebahagiaannya.
Burungnya : puter = jika berbicara mula-mula kalah, akhirnya menang, tidak pernah bohong, tidak suka terhadap perkataan yang remeh.
Gedungnya didepan= memperlihatkan kekayaannya, puaka tak dapat dipermudah.
Bahayanya : kena racun daun.
Tangkalnya : selamatan bermacam-macam sayuran, jajan pasar, sekar boreh, tindihnya uang lama sebaran.
Doanya : tawil.
Candranya : tirta wening = sedikit bicaranya, suci hatinya, diturut perintahnya, jadi tempat pengungsian.
Ketika “kala wuku” berada diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangitempat kala. 






18. Marakeh,
Dewanya sangsyang surenggana = tawakal hatinya, agak ingatan, berkesanggupan, berani kepada kesulitan.
Tunggulnya membalik = lekas hidup senang.
Pohonnya : Trengguli = buahnya tidak berguna. Tak mempunyai burung = tak boleh disuruh jauh, tentu mendapat bahaya.
Gedungnya dipanggul = memperlihatkan pemberian.
Bahayanya : tenggelam.
Tangkalnya : selamatan nasi uduk, daging ayam mulus dimasak dengan santan dan bermacam-macam ketan.
Selawatnya 100 keteng.
Doanya : tolak bilahi.
Candranya : pandam ageng amerapit = tawakal, mempunyai hati kasihan kepada orang miskin.
Ketika “kala wuku” berada di utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala. 






19. Tambir,
Dewanya sanghyang siwa = lahir dan batinnya terkadang berlainan.
Pohonnya : Upas = bukan tempat perlindungan, tajam perkataannya.
Burungnya : prenjak = tahu petunjuk gaib, suka membuat perkabaran yang mengherankan, .
Gedongnya ditengah = tinggi percaya dirinya
Bahayanya : terkena pasangan.
Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah diliwet, lauknya daging bebek dan ayam dipindang, kuah merah dan putih dan ketimun 25 buah.
Selawatnya : pisau baja dan jarum satu.
Doanya : slamet dina.
Candranya : idune lir upas ratjun = dihargai semua perkataannya.
Ketika “kala wuku” berada di barat daya, dalam 7 hari tidak boleh mengunjungi tempat kala.


 



20. Medangkungan,
Dewanya sanghyang basuki : ahli bicara, tawakal, tetap hatinya.
Pohonnya : plasa = hanya jadi perhiasan hutan, tidak ada gunanya.
Burungnya : pelug = suka tinggal di air, suka tinggal ditempat sunyi.
Gedungnya di atas = mendewa-dewakan kekayaannya, tawakal, hemat.
Bahayanya : dibunuh pada waktu malam.
Tangkalnya: Selamatan nasi punar beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam kuning (wiring kuning) dan berumbun, digoreng, jenang merah pada waktu hari kelahirannya. Selawatnya : 5 keteng.
Doanya : ngumur.
Candranya : umajang kang tetabuhan = menepati perkataan, dan dapat menyenangkan hati orang lain.
Ketika “kaa wuku” berada di timur, dalam 7 hari tak boleh mendatangi kala


 



21. Maktal,
Dewanya sanghyang sakri = lurus hatinya, baik pekerjaannya.
Pohonnya : nagasari = bagus rupanya, lemah lembut tutur katanya, dicintai oleh pembesar.
Burungnya : ayam hutan = liar dan tinggi budinya, banyak tanda-tandanya akan mendapat bahagia, suka tinggal ditempat sunyi.
Gedungnya ditumpangi tunggal = kaya benda dan dihormati.
Bahayanya = bertikai.
Tangkalnya : selamatan nasi uduk, daging ayam dan bebek dimasak 2 macam, dipindang dan dimasak dengan santan, niatnya : ngrasul. Selawatnya 4 keteng.
Doanya : rasul.
Candranya : lesus awor lan pancawara = lebar pemandangannya, dalam pikirannya.
Ketika “kala wuku” berada di timur laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi kala






22. Wuje,
Dewanya betara kuwera = menggirangkan hati orang lain, perkataannya lurus dan mengherankan, singkat hati, tetapi sebentar baik.
Memasang keris terhunus disebelah kaki = waspada dan tajam hatinya.
Pohonnya : Tal = panjang umurnya, besar tanda kebahagiannya, kuat dan tetap hatinya.
Burungnya : gogik = cemburuan, tak suka kepada keramaian.
Gedungnya terlentang didepan = pengasih.
Bahayanya : diteluh.
Tangkalnya : selamatan jajan pasar secukupnya dan bermacam-macam ketan seharga sataksawe (+/- 10 sen). Yang dibeli dahulu madu untuk selanunggal rum arum = peteng hati, sukar dijalani, suka kepada bau harum, besar kehendaknya.
Ketika “kala wuku “ berada di barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala. 






23. Manahil,
Dewanya sangyang Citragatra = menjunjung diri sendiri, dapat berkumpul ditempat ramai, bakat angkuh, selalu bersedia-sedia untuk membela diri.
Air dijembung dibelakangnya = Arum perintahnya, akan tetapi tak mempunyai pangkat. Memangku tombak terhunus = waspada dan tajam hatinya.
Pohonnya : Tageron = sedikit faedahnya, liat hatinya.
Burungnya : Sepahan = liar budinya, tajam pikirannya.
Bahayannya : terkena senjata tajam.
Penangkalnya : selamatan nasi liwet beras sepitrah, lauknya daging ayam dan ikan, sayuran secukupnya, sambal gepeng. Selawatnya 8 keteng.
Doanya : Selamat tolak bilahi.
Candranya : Trenggana abra ing wijit = sabar segala kemauannya, tak suka menganggur, banyak kemauannya.
Ketika kala wuku berapa di Tenggara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala. 






24. Prangbakat,
Dewanya sangyang Bisma = pemarah, tangkas, pemalu, memperlihatkan watak prajurit, menghendaki jadi pemimpin orang, lurus pembicaraannya, segala yang dikehendaki tak ada sukarnya.
Kakinya kanan direndam dalam air jembung = perintahnya dingin didepan panas dibelakang.
Pohonnya : Tirisan = panjang umurnya, cukup rejekinya, tetap pikiranya.
Burungnya : urang-urangan = cepat kerjanya.
Bahayanya : memanjat atu karena tingkahnya sendiri.
Tangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah, lauknya daging sapi, dimasak bumbu manis, sayuran secukupnya.
Selawatnya : pacul.
Doanya : aelamat pina. Candranya : wesi trate pulasani = keras hatinya, cepat kerjanya, pemberi, jujur, belas kasihan.
Ketika “kala wuku” berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan menggali tanah.


 



25. Bala,
Dewanya batari Durga = suka berbuat huru-hara,membuat berita, jahil, suka bercampur dengan kejahatan, tak ada yang ditakuti, pandai sekali bertindak jahat.
Pohonnya : cemara = ramai bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati.
Burungnya : Ayam hutan = liar budinya, dicintai oleh pembesar, tinggi budinya, banyak tanda-tanda akan mendapat bahagia, suka tinggal ditempat yang sunyi.
Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah dilahir.
Bahayanya : diteluh dan kena upas.
Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, sayur 7 macam, panggang ayam hitam.
Selawatnya 40 keteng.
Doanya : Rajukna : Udan salah mangsa = rejekinya dari jual beli.
Ketika kala wuku berada di Barat-Laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala. 






26. Wugu,
Dewanya sangyang Singajala = banyak akal, lekas mengerti, baik budinya.
Pohonya : Wuni sedang berbuah = siapa yang melihat bagaikan mengidam, akan tetapi jika telah makan, sering mencela, banyak rejekinya.
Burungnya : Podang = cemburuan, tidak suka berkumpul. Gedungnya tertutup dibelakang = hemat dan pendia.
Bahayanya : digigit ular dan disia-sia.
Penangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus dan bermacam-macam ketan, jajan pasar, lauknya daging bebek putih sejodoh dimasak dengan santan.
Selawatnya 10 keteng.
Doanya: Selamat.
Candranya : awang-uwung = baik budinya.
Ketika kala wuku berada di sebelah Selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.






27. Wayang,
Dewanya batari Sri = banyak rejekinya, pradah, bakti, teliti, dingin perintahnya dicintai oleh orang banyak.
Jembung berisi air didepan dan duduk disitu = sejuk hatinya, sabar, rela hati, akan tetapi harus diperlihatkan pemberiannya.
Pasang keris terhunus = perintahnya mudah didepan, sukar dibelakang.
Pohonnya = Cempaka = dicintai oleh orang banyak
Burungnya = Ayam hutan = dicintai oleh pembesar, liar budinya, berbakat angkuh, senang tinggal ditempat yang sunyi.
Bahayanya : kenah tulah dan difitnah.
Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, daging kambing kendit dimasak macam-macam ketan, ayam dimasak sesukanya, sayuran secukupnya.
Selawatnya 40 keteng.
Doanya : selamat.
Candranya : damar murub, bumi langit = selamat, banyak ilmunya.
Ketika kolo wuku berada diatas, dalam 7 hari tak boleh naik.


 



28. Kulawu,
Dewanya sangyang Sadana = kuat budinya, besar harapannya.
Duduk dijembung berisi air ditepi kolam = sejuk hatinya, dingin perintahnya.
Membelakangi senjata tajam = pikirannya terdapat dibelakang, kurang pandai.
Pohonnya : Tal = panjang umurnya, besar harapannya, kuat budinya.
Burungnya : Nori, boros, murka.
Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayanya : terkena bisa.
Penangkalnya : selamatannasi golong beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam dan bebek yang berwarna merah, ikan dan daging burung, dimasak sekehendahnya. Selawatnya 5 keteng.
Doanya : Kabula. Candranya : Bun tumetes ing sendang = ketika kecil miskin, akhirnya besar kebahagiannya, banyak rejekinya.
Ketika kala wuku berada di Utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.


 



29. Dukut,
Dewanya sangyang Sakri = keras hatinya.
Menghadapi keris terhunus = waspada, tajam pikirannya, segala yang dilihatnya berhasrat dipunyainya.
Pohonnya : Pandan wangi = kiri tempatnya, dengki, tak boleh didekati.
Burungnya : Ayam hutan = dicintai oleh para pembesar, liar dan tinggi budinya, besar harapannya, suka tinggal ditempat sunyi.
Membelakangi gedungnya = hemat dan pendiam.
Bahayanya : dimedan perang.
Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, lauknya panggang ayam putih mulus dan ayam brumbun. Selawatnya satakswawe.
Doanya : Slamet.
Candranya : tunggul asri sesengkeraning nata = bagus rupanya, penakut.
Ketika kala wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.




30. Watu gunung,
Dewanya sangyang Antaboga dan batari Nagagini.
Antaboga = senang tinggal alam untuk bertapa.
Nagagini = gemar kepada asamara.
Menghendaki janji = suka bertapa ditempat yang sunyi, jika menjadi pendita, mendapat kehormatan, gemar bersemedi, sering bersedih hati.
Pohonnya : Wijayakusuma = rupawan, tinggi budinya, tidak suka pada keramaian, terlihat angkuh, teliti.
Burungnya : Gogik = cemburuan.
Bilahinya : teraniaya.

Nama alternatif, biasanya yang dipakai di Bali. Apabila dilihat biasanya hanya ejaannya saja yang agak berbeda.

1 komentar:

  1. Tatiana, the Tiana Tiana Men\'s Wedding Band
    Tatiana, the Tiana titanium alloys Tiana Men\'s Wedding Band, titanium bars is a group that has performed in the titanium granite countertops Tiana smith titanium Tiana Tiana Tiana revlon hair dryer brush titanium series. They are known for having the best

    BalasHapus