(Rumah Cak Basar) Medokan Semampir, Surabaya, Indonesia


Lihat Basar Ismail home stay di peta yang lebih besar

Jumat, 03 September 2010

"Menjamas/Memandikan pusaka"

Menjamas Pusaka adalah proses Merawat Pusaka sehingga bebas dari karat dan menjaga tampilan Pusaka menjadi tetap Indah. Proses ini di awali dengan Proses Mutih, Mewarangi dan Memberikan Minyak pada Pusaka. Dan yang terpenting dari seluruh proses ini adalah sikap batin kita yang harus “nderek langkung” alias permisi, menghormati dan tidak meremehkan. Hal tersebut merupakan penghormatan kita atas kerja sang empu dan atas berkah Tuhan atas pusaka tersebut.
Boleh juga mengijasahkan al-Fatihah kepada sang empu,
khususon ilaa empu keris (......) bi barokatil al-fatihah

gb. Keris, Dhapur Brojol
Gb. Tumbak, Dhapur Kyai Baru
gb. keris Dhapur Pandawa Cinarita (pamor Blarak sineret)
Gb. Keseimbangan Keris [Pandawa Cinarita (pamor Blarak sineret)]


  • MENCUCI PUSAKA / MUTIH 
    Syarat mutlak agar bilah keris bisa diwarangi dengan baik, adalah bilah harus diputih dengan baik terlebih dulu, setelah terlebih dulu dibersihkan dari berbagai noda, kotoran atau karatnya – termasuk warangan yang terdahulu / lama / bekas. Cara ini disebut “mutih”. 

    Salah satu cara tradisional mutih adalah :
    Rendamlah Pusaka / keris dengan campuran Air kelapa Hijau, jeruk Nipis dan buah mengkudu/pace.
    dengan proporsi campuran:
    • 1 air buah kelapa hijau
    • 4 buah jeruk Nipis (dipotong 4 bagian)
    • 2 buah mengkudu (dipotong kecil-kecil)

    Pastikan seluruh bagian bilah sudah terendam. bila kurang, bisa menggandakan proporsi campuran yang ada.
    misal:
    • 2 air buah kelapa hijau
    • 8 buah jeruk Nipis (dipotong 4 bagian)
    • 4 buah mengkudu/Pace (dipotong kecil-kecil).

    -Rendam Pusaka / keris selama kurang lebih 48 jam (2 Hari) atau lebih (lihat perubahannya stlh +/- 12 jam) , tergantung pada kotoran sisa minyak, warangan yang lama.
    Pastikan bagian bilah hingga benar-benar bersih,sehingga menjadi putih keperakan.

    -Boleh juga di gosok dengan sikat yang halus (sikat gigi), diawali dari bagian pesi, ganja, bilah hingga ujung. Saat menggosok keris dengan sikat jangan dibolak-balik (harus searah).

    -Lakukan dengan pelan dan mantap hingga benar-benar bersih. Lakukan pada bilah keris baliknya.

    -Setelah benar-benar bersih, keringkan dengan menggunakan kain bersih dengan cara memijit-mijitkan kain ke seluruh bagian.

    .

    -apabila sudah di pastikan merata, Pusaka disiram dengan air bersih yang mengalir, berikutnya boleh di campur dengan sabun cream/ sabun colek. gosok hingga benar benar bersih dan keringkan kembali dengan cara memijit-mijitkan kain ke seluruh bagian.

    -selanjutnya, taburi bagian Pusaka dengan abu gosok.
    (abu gosok bersifat "basa", sehingga bisa menetralkan sisa jeruk nipis yang bersifat asam,)

    -gosok perlahan-lahan

    •  MEWARANGI 
    Bahan warangan
    satu liter air perasan jeruk nipis (murni) yang sudah di saring + 30 gram Bubuk arsenikum (Ar).

    Proses "memutih" bilah keris adalah kunci sukses pertama untuk mewarangi. Proses lainnya adalah "setelan" dalam membuat warangan yang pas untuk berbagai jenis bilah dan proses mewarangi itu sendiri.ramuan Warangan "bibit warangan yang sudah jadi dan berkualitas bagus” bisa di dapatkan di toko/gallery tosan aji.
    biasanya lumayan sulit untuk mendapatkan di toko kimia, karena arsenik sendiri bersifat racun (terutama sangat mahal), sehingga di batasi pemakaiannya.
    Ada juga sebelum diwarangi,wilah yang sudah diputih dijemur dulu biar cukup panas sebelum dicelup dalam larutan warangan. setelah di celup, kemudian dikeringkan dengan cara di angin-anginkan.
    ulangi proses pencelupan hingga didapati bagian bilah Pusaka menjadi benar-benar hitam dan bagian pamor menjadi lebih nampak jelas.

    Ada juga yang dengan merendam bilah kedalam ramuan selama beberapa hari, biasanya dengan menggunakan ramuan warangan yang sangat baik tentunya. sehingga tidak khawatir merusak bilah keris atau pusaka yang lainnya. Hasil yang di dapat biasanya, membuat pamor yang ada menjadi lebih kontras.

    • MEMBERI WEWANGIAN DAN MEMINYAKI PUSAKA
    Berbeda dengan tahap sebelumnya, tahap ini merupakan tahap yang kerap diulang-ulang hingga sebulan sekali, terutama bagian meminyaki keris. Tahap ini disebut pula tahap pemeliharaan yang menjaga agar keris tidak berkarat.

    Olesi bilah Pusaka dengan minyak pusaka. Angin-anginkan dan jangan tergesa dimasukkan dalam warangka, pastikan sisa minyak yang telah di oleskan tidak lagi menetes. Jangan menimpan keris di tempat yang tertutup rapat tanpa sirkulasi udara.

    Campuran/Cara membuat minyak pusaka adalah :
    - Minyak paraffin 60 cc (Singer oil atau minyak mesin jahit)
    - Bibit cendana (sandalwood) 25 cc
    - Bibit Melati Keraton 5 cc
    - Bibit Kenanga 10 cc
    Bibit cendana bisa juga ditambah atau diganti dengan bibit minyak lainnya (gaharu,misik dsb) sesuai selera karena bersifat sangat subjektif dan terkadang aroma / bau keris juga menunjukkan identitas pemiliknya. Sangat dilarang mencampurkan bahan parfum atau jenis yang beralkohol, pasti keris menjadi merah berkarat.

    Demikian cara merawat Pusaka yang saya ketahui, semoga berguna untuk dulur-dulur yang masih peduli dengan "Tosan Aji".
    Salam.......
    kalaupun ada yang kurang, mohon pertunjuknya!! selama ini hanya itu yang sudah saya lakukan.
    "Terima kasih"
    Salam....


        Selengkapnya...